Sabtu, 15 Maret 2014

TUGAS KERAJINAN TANGAN DAN SENI RUPA Ke - 4


Review “Beban Dalam Pola Gambar Gunung Kembar”

Suatu gambar yang selalu ada pada gambaran anak-anak adalah pola gunung kembar. Dengan pola gambar tersebut akan  tersisa dua ruang bidang gambar yang penggarapannya bisa melelahkan karena antara gunung dengan penggambar ada jarak yang amat luas dan amat jauh yang memaksa penggambar harus bersusah payah mengisi banyak objek dalam dua bagian lahan tersebut. Biasanya anak-anak akan menempatkan jalan lurus atau berkelok dan mengisi bidang kiri dan kanan dengan gambar petak-petak sawah atau  ruang berair sejenis danau atau laut.
Bagi anak-anak sekolah TK dan SD kelas rendah, kondisi itu tidak terlalu memberatkan karena bagi mereka, isi tegalan bisa berupa satu rumah, satu pohon besar, satu orang, dan satu vas bunga. Tetapi bagi anak-anak kelas 5 dan 6 SD misalnya, apalagi remaja SMP dan SMA, mereka dibebani oleh keharusan mengisi ruang dengan objek gambar yang rasional.
Anak-anak yang pola berpikirnya telah mengikuti pola pikir teori gambar perspektif, di antaranya bisa mengatasi beberapa kendala pola gambar gunung kembar itu. Misalnya, mereka menemukan bahwa objek yang dekat dengan penggambar ukurannya lebih besar. Ada juga yang menemukan cara "perebahan" yang khas. Contohnya, ketika ada gambar objek jalan yang telah dibuat, maka gambar pohon, tiang listrik, rumah, atau objek lainnya direbahkan ke arah sisi jalan yang berbeda. Dan yang lebih unik, ketika ada gambar sebuah lapangan atau kolam dengan dasar gambar segi empat, objek-objek akan digambarkan rebah keempat arah sisi bentuk sebi empat objek. Satu pola lagi yang kerap ditemukan adalah pola susun yang biasa digunakan dalam lukisan tradisional. Objek disusun berderet ke arah bidang atas. Objek yang jauh ditempatkan lebih di atas.
Guru dan orang tua harus memperhatikan beban berat yang dihadapi anak-anak ketika mereka telah sangat terikat pola gambar gunung kembar. Anak-anak akan menghadapi bidang gambar yang harus diisi begitu banyak objek, sementara mereka memiliki keterbatasan imajinasi. Solusinya adalah dengan  mengenalkan pola perspektif objek kepada anak, misalnya benda-benda yang ada di alam tidak berposisi sama semuanya, jika anak akan menggambar alam, sebaiknya melihat langsung alamnya. Guru dan orang tua sebaiknya menghindari pertanyaan-pertanyaan yang akan membebani siswa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar